“Muqaddimah”
dalam kitab | 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak | Al-Inshat al-I'ikasi
-Penerbit Dar Ibn Hazm, Beirut-
Pengantar:
Pendidikan anak tidak boleh dianggap
enteng, karena anak bukan saja menjadi generasi masa depan, tapi juga merupakan
investasi ukhrawi bagi orang tua. Jika anak tidak ditumbuhkan dalam “iklim”
keshalehan, terlalu spekulatif mengharapkan mereka kelak menjadi anak yang
shaleh jika mereka dewasa.
Salah satu langkah penting dalam
pendidikan anak adalah melakukan pendekatan yang baik dan mudah diterima anak
sehingga dengan mudah mereka mau mengikuti arahan dan keteladanan yang
diberikan.
Islam telah memrintahkan kepada
semua orang tua untuk bisa mendidik anak-anak mereka serta bertanggung jawab
atas pendidikan mereka. Hal ini dalam firman-Nya :
QS. At-Tahrim[66]:6
Dari diriwayatkan dari Ibnu Umar
Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap dari kalian adalah pemimpin
dan setiap dari kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang
penguasa adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya
(rakyatnya). Seorang laki-laki (kepala keluarga) adalah pemimpin dikeluarganya
dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya (anggota keluarga), yakni
istri dan anak-anaknya. Seorang wanita (yang telah bersuami) adalah pemimpin di
rumah suaminya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya (anak-anaknya).
Seorang pembantu adalah pemimpin dirumah majikannya dan ia bertanggung jawab
atas pekerjaan rumahnya. Setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung
jawab atas apa yang dipimpinnya. (HR. Bukhari).
Islam telah menetapkan tanggung
jawab bagi para ayah, ibu, dan para pendidik uuntuk peduli pada pendidikan
anak-anaknya dengan batasan yang jelas. Islam pun telah memperingatkan para
orangtua dan pendidik bahwa kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban mereka
di hari kiamat perihal kepudulian mereka akan pendidikan anaknya.
Ibnu Qoyyim lebih menekankan pada
tanggung jawab orang tua dengan mengungkapkan pendapat para cerdik cendekia.
“Sesunggguhnya, Allah akan mempertanyakan setiap tindakan yang di ambil
seseorang terhadap anaknya. Bila ia tidak memedulikan pendidikan anaknya, sang
anak pun kelak tidak akan bisa menjadi penolongnya. Bila ia menelantarkan anak,
dianggap telah melakukan kejahatan terbesar. Betapa banyak anak yang rusak
akhlak dan jiwanya disebabkan oleh ketidak pedulian orangtuanya terhadap
pendidikan anaknya. Sesungguhnya, mendidik anak adalah salah satu hal yang
diwajibkan dalam agama dan juga hukum alam yang berlaku.”
Anak bagaikan kertas putih dimana
kita sebagai orangtua bisa menggoreskan apapun diatasnya. Fitrah yang ada pada
diri anak masih bersifat netral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar